Toko Buku
(Fardin Yasin Amura)
Zahdan
mengajak bulan ke tokoh buku kesukaannya. Kebetulan, bulan sedang mencari novel
terbaru. Ia memang suka membaca novel islami. Karena itu, zahdan kadang memberikan
sahabatnya novel islami, yah meskipun mereka beda agama tapi zahdan tetap
menghargai sahabatnya. Bulan itu unik, ia sebenarnya bukanlah seorang muslim. Ia
hanya tertarik pada kisah cinta seorang muslim di setiap novel yang ia baca. Meskipun
seperti itu, zahdan tak pernah mempersoalkan tentang agama dihadapan
sahabatnya. Ia hanya mendengarkan kekaguman sahabatnya pada setiap cerita yang
ia baca.
Mereka
menyulusuri tokoh buku itu. Bulan terkadang kegirangan melihat buku-buku yang
bagus. Sedangkan zahdan hanya tersenyum melihat tingkah laku bulan. Tak ada
yang lebih bahagia ketika melihat sahabat yang kita cintai bahagia. Zahdan
merasakan hal itu pada bulan. Bulan adalah sahabat yang sangat ia sayangi.
“Zahdan,
ayo kesini, ada buku bagus cocok buat kamu”
“Iya
cerewet”
Bulan
mengambil buku sampul hitam. “Kamu tuh harus banyak belajar menjadi orang yang
peduli sama orang lain”. “Buku apa’an ini Lan?” kok kamu nyuruh aku baca buku
ini. “Kamu itu orangnya sering cuek, jadi harus banyak baca buku relationship”
“Relationship itu apa Lan?”
“Itu
tentang hubungan. Kamu tuh harus baik sama cewek. Nanti cewek pada minder sama
kamu”
“Ada-ada
saja kamu Lan”
“Justru
kamu yang harus banyak-banyak belajar, supaya tidak dikejar kejar terus sama
cowok-cowok di sekolah”
“Apa’an
sih kamu, kok bilang dikejar sama cowok”
“Kalau
aku sih, malas tahu. Tapi aku malah khawatir dengan para cowok kesepian yang
selalu membawakan mu bunga di sekolah”
“Ha…
Cukup Zahdan. Aku tidak mau ingat kejadian itu lagi”
“Norak
banget yah…” Kata Zahdan ketawa
“Nda
juga sih”
“Jangan-jangan,
kamu juga baper yah. Oh tidak, sahabat ku akan direbut orang”
“Kamu
ini ada-ada saja”
“Hehehe…
Yuk, kita cari buku lagi”
Ketika
mereka sedang sibuk mencari buku di toko buku tersebut. Zahdan bertemu dengan Anisa.
Yah, dialah Anisa, seorang muslimah yang telah lama mengagumi zahdan. Dia
cantik dan baik. Di Sekolah, dia juga mengikuti organisasi yang sama dengan
zahdan. Kebetulan zahdan menjabat sebagai ketua, sedangkan Anisa sebagai bendaharanya.
Mereka cukup dekat di sekolah. Disisih lain, zahdan tidak terlalu mempedulikan
perasaan Anisa padanya. Namun Anisa selalu sabar menunggunya.
“Anisa…”
“Kamu
lagi apa disini?” sambil menunduk pandangannya
“Aku
sedang nyari buku”
“Kebetulan
aku juga lagi nyari buku, mau bareng sama kita”
“Nggak
kok, aku sudah dari tadi disini”
“Oh…
Aku kira belum lama disini”
“Siapa
itu Zahdan”
“Kenalin,
ini sahabat ku bulan”
“Hai…
Aku bulan. Kalian kenalan dimana?”
“Oh…
ini Anisa, dia bendahara ku di sekolah”
“Kok,
kita nggak pernah ketemu di sekolah”
“Yah…
emang, kemarin dia pindahan dari sekolah lain. Tapi langsung ke pilih di ekskul
sekolah untuk temani aku di kepengurusan”
“Hehehe…
hati-hati sama Zahdan. Dia itu orangnya jutek. Aku sahabatnya pusing dengan
kelakuannya” kata bulan
“Nda
kok… Zahdan orangnya baik”
“Dengar
itu Lan, aku ini orang baik. Kamu aja yang minta diperhatian terus”
“Dasar
jutek” kata bulan mengusak rambut zahdan.
“Oh
iya, Anisa. Sampai ketemu nanti. Takutnya bulan ngambek”
“Iya
Zahdan. Aku pergi dulu yah”
Anisa
pun meninggalkan mereka yang sedang sibuk mencari buku di toko itu. Entah
mengapa, perasaan cemburu tiba-tiba datang menghampiri lubuk hati terdalam Anisa.
Namun memang benar, tak ada yang lebih tulus dan terbuka ketika zahdan bersama
bulan. Ia begitu ceria bersamanya. Sedangkan di sekolah Zahdan sangat tertutup.
Sangat jarang ia melihat zahdan tersenyum. Ia adalah tipikal cowok tertutup.
Apa mungkin ia telah mencintai orang yang salah.