Fakta unik tentang
Jepang “Gila Kerja atau Kerja Gila”
Kok bisa begitu
yah?
Mari
bandel cerdas jelaskan, di jepang itu ada kalimat unik yang bunyinya itu gini
Di jepang, mereka yang pulang lebih dulu
selalu diberi tanggapan negatif
“Loh toh mas, kenapa malah su’uzon sih?”... Eist,
jangan salah sangkah dulu, maksudnya itu gini, Bangsa Jepang dikenal sebagai
bangsa yang kuat bekerja. Bagi mereka, kerja merupakan segala-galanya. Dalam
masyarakat jepang, lelaki yang bekerja keras dapat menjadi kebanggaan istri dan
seluruh keluarga. Bagi bangsa jepang, bekerja sampai malam sudah menjadi
kebiasaan. Sebaliknya, akan menjadi masalah yang luar biasa bila seseorang
apabila pulang lebih awal ke rumah. Mereka yang pulang lebih awal selalu
mendapat berbagai tanggapan negatif seperti akan dipecat, sakit atau malas
bekerja.
Whatttt.. Are
you serious?
“Yahhhh… ini serius bro, masa bandel cerdas bohong”,
La loe kan orangnya bandel, kok bisa tahu informasi penting kayak gini.
“bro..bro, biar bandel gini, setiap hari itu baca buku, gampangkan…”. Ok
lanjut…
Sikap orang jepang terhadap kerja berhubungan erat dengan
semangat samurai yang diwarisi secara turun temurun. Melalui sistem ini,
pekerja-pekerja di jepang ditanamkan rasa taat kepada pemimpin atau kepada perusahaan-perusahaan
tempat mereka bekerja. Mereka tidak mengutuk jika dibebani banyak pekerjaan dan
waktu kerja yang lama. Mereka justru menganggap sebagai tanggung jawab yang
perlu dilaksanakan dengan sebaik mungkin, meskipun harus mengorbangkan waktu istirahat
bersama keluarga.
Bro, jangan
bercanda “Masa bekerja harus mengorbangkan waktu bersama keluarga”
“kan belum selesai penjelasannya, entar dulu
komennya…” “oh gitu yah… ok, bandel cerdas lanjutkan”.
Sikap orang
jepang suka bekerja. ingat itu bro “beekeerjaa”,
“yah… yahhh bandel cerdas ngerti”. Mereka merasa tidak enak bila tidak bekerja,
perasaan ini sering kali dialami oleh mereka-mereka yang sakit atau lanjut usia.
Bagi golongan ini, mereka mencari kegiatan lain untuk mengisi waktu luang. Sikap
dan komitmen orang jepang pada pekerjaan sangat tinggi. Saat bekerja mereka
memberi seluruh perhatian pada pekerjaannya. Mereka bekerja dengan
sungguh-sungguh dan melakukan pekerjaan itu dengan sempurnah. Bangsa jepang
memiliki sikap positif pada pekerjaannya.
Mereka memiliki disiplin tinggi saat bekerja orang
jepang tidak mencampur adukkan urusan pribadi dengan pekerjaannya, setiap pekerjaan
harus dilakukan secara fokus. Bangsa jepang juga tidak mengambil waktu luang
saat bekerja, tidak heran jika hasil kerja mereka melebihi bangsa-bangsa lain.
Produktivitasnya tinggi dan gaji dibayar berdasarkan hasil kerja mereka, bukan
berdasarkan jabatan. Bangsa jepang selalu dianggap gila kerja. Tapi tidak
berarti mereka kerja gila atau gila saat bekerja.
Gila saat
bekerja, emang segitunya juga…
“Bukan seperti itu bro.., gila kerja maksudnya
bekerja dengan penuh totalitas, tapi bukan stress sambil kerja, okey, kita
lanjut bro”. Selain itu, kegilaan bekerja orang jepang menyebabkan mereka
menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat mereka berkerja. Mereka lebih
suka berada di tempat kerja dari pada duduk bersantai di rumah. Waktu orang
jepang bersama-sama keluarga sangat terbatas. Namun bagi yang berumah tanggah
dan berkeluarga, situasi ini tidak menimbulkan banyak masalah. Istri mereka
sudah terbiasa dan dapat menerima situasi seperti itu. Oleh karena itu, jarang
sekali terjadi perceraian yang disebabkan oleh kegilaan bekerja suami mereka. Istri-istri
orang jepang merasa bangga bila suami mereka gila kerja dan bekerja keras. Ia
menjadi kebanggaan seluruh keluarga karena ia menjadi pertanda status sosial
yang tinggi.
Bandel Cerdas,
apakah ada Negara lain yang gila kerja seperti Jepang ?
“Nah… itu dia bro”. Inilah keunikan dan kelebihan
bangsa jepang yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Bangsa jepang dipandang
tinggi dan disanjung karena kerajinannya. Mereka yang kuat bekerja saja yang
berupaya meneruskan kesinambungan hidupnya. Sedangkan yang malas bekerja akan
ketinggalan dan terpinggirkan. Ini karena setiap pekerjaan di jepang menghadapi
persaingan mendapatkan pekerjaan atau meningkatkan kedudukannya dalam
organisasi. Iklim kerja seperti ini yang mendorong pekerja-pekerja di jepang bekerja
keras. Biaya hidup yang tinggi juga menjadi salah satu faktor mereka bekerja sepenuh
hati.
Terus bagaimana
cara orang Jepang bersaing dalam dunia kerja?
Di jepang, mereka harus bersaing dalam segala hal. Persaingan
dilakukan secara sehat dan tidak menjatuhkan pihak lawan. Karakter dalam
bekerja ini dibentuk sejak mereka masih kecil. Sifat itu bukan bakat, bukan
pula warisan genetik. Kerajinan itu merupakan hasil dari latihan demi latihan
dan pemupukan sikap positif dalam memandang pekerjaan.
Bandel cerdas, bisakah sikap ini
diimplementasikan dalam masyarakat Indonesia?
Tergantung orangnya saja. Bisa jadi sih, Sikap ini
dapat dipelajari dan diimplentasikan dalam masyarakat Indonesia. Yang harus
dilakukan adalah setiap pekerja harus memiliki kemauan untuk mengubah sikap dan
orientasi kerjanya. Bangsa jepang tidak dilahirkan untuk bekerja. Mereka
bekerja karena tuntunan kebutuhan yang mendesak. Mereka hidup dalam lingkungan
yang sulit dan mereka sadar bahwa hanya dengan bekerja keras mereka dapat sukses.
Perbandingan
orang Indonesia dengan Jepang itu apa?
“Sikap kritis gini yang bandel cerdas suka” ,“Mantap
bro, kita lanjutkan pembahasannya”. Dibandingkan jepang, Indonesia masih jauh
tertinggal, terutama dalam segi waktu bekerja. Tetapi tidak berarti bangsa
Indonesia tidak dapat menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi seandainya
waktu bekerja itu dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Bagaimana cara
kita menjadi orang yang memiliki etos kerja seperti jepang?
Untuk sebuah masyarakat yang maju seperti jepang,
kita tidak harus menjadi orang yang gila pada pekerjaan. Yang harus dilakukan
adalah sikap benar pada pekerjaan. Pekerjaan yang benar dan positif itu akan
berusahan untuk mengurangi pemborosan
waktu. Banyak waktu bekerja yang pekerja Indonesia gunakan untuk urusan
lain yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.
“Yah gitu bro”, secara resmi, waktu bekerja di
Indonesia adalah Sembilan jam. Dan jumlah tersebut, hanya tiga jam yang
maksimal digunakan untuk melakukan pekerjaan. Selebihnya digunakan untuk
mengobrol hal-hal yang tidak berguna seperti makan siangnya enaknya apa, kalau
sore minumnya apa , berbelanja, membaca surat kabar, tidur, merokok, berdandan,
dan sebagainya. Ada juga yang berhenti setengah jam lebih awal
sebelum masa bekerja selesai agar bisa bersiap-siap pulang ke rumah. Tabiat
kerja seperti ini perlu diubah. Jika tidak, maka usaha mencontohkan budaya
jepang tidak akan berhasil. Hal seperti itu bukan gila kerja, tetapi berbuat
gila saat bekerja.
Ingatlah
kata-kata ini
Setiap pekerjaan dilakukan dengan
fokus
Bangsa Jepang dipandang tinggi
Dan disanjung karena kerajinannya
Kita masih jauh tertinggal dari
jepang,
Terutama dari segi lamanya waktu
bekerja
Yahhhh… cukup sekian diskusinya, semoga bermanfaat
bagi kita semua, terutama untuk sahabat bandel cerdas. Karena bagaimana pun
juga, Kita semua adalah harapan bangsa kita. Maka mulailah dari hari ini,
lakukan yang terbaik setidaknya bagi orang-orang yang Anda sayangi.
Terimakasih.
“Sama-sama bro, kapan-kapan kita diskusi lagi yah”
“Ok bro, mantapppp”
Referensi:
Seng,
Ann Wan.2007. Rahasia Bisnis Orang Jepang.
Jakarta: Hikmah.
2 komentar
Tulis komentarartikel yang menarik ... semangat terus dalam berkarya,,,...
ReplyTerima kasih, dukungan yg diberikan sahabat bandel cerdas adalah semangat bagi bandel cerdas.
Reply