3/27/2018

Fakta unik tentang Jepang Gila Kerja atau Kerja Gila


Fakta unik tentang Jepang “Gila Kerja atau Kerja Gila”


Kok bisa begitu yah?
Mari bandel cerdas jelaskan, di jepang itu ada kalimat unik yang bunyinya itu gini

Di jepang, mereka yang pulang lebih dulu selalu diberi tanggapan negatif

“Loh toh mas, kenapa malah su’uzon sih?”... Eist, jangan salah sangkah dulu, maksudnya itu gini, Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang kuat bekerja. Bagi mereka, kerja merupakan segala-galanya. Dalam masyarakat jepang, lelaki yang bekerja keras dapat menjadi kebanggaan istri dan seluruh keluarga. Bagi bangsa jepang, bekerja sampai malam sudah menjadi kebiasaan. Sebaliknya, akan menjadi masalah yang luar biasa bila seseorang apabila pulang lebih awal ke rumah. Mereka yang pulang lebih awal selalu mendapat berbagai tanggapan negatif seperti akan dipecat, sakit atau malas bekerja. 

Whatttt.. Are you serious?
“Yahhhh… ini serius bro, masa bandel cerdas bohong”, La loe kan orangnya bandel, kok bisa tahu informasi penting kayak gini. “bro..bro, biar bandel gini, setiap hari itu baca buku, gampangkan…”. Ok lanjut…
Sikap orang jepang terhadap kerja berhubungan erat dengan semangat samurai yang diwarisi secara turun temurun. Melalui sistem ini, pekerja-pekerja di jepang ditanamkan rasa taat kepada pemimpin atau kepada perusahaan-perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka tidak mengutuk jika dibebani banyak pekerjaan dan waktu kerja yang lama. Mereka justru menganggap sebagai tanggung jawab yang perlu dilaksanakan dengan sebaik mungkin, meskipun harus mengorbangkan waktu istirahat bersama keluarga. 

Bro, jangan bercanda “Masa bekerja harus mengorbangkan waktu bersama keluarga”
“kan belum selesai penjelasannya, entar dulu komennya…” “oh gitu yah… ok, bandel cerdas lanjutkan”.
Sikap  orang jepang suka bekerja. ingat itu bro “beekeerjaa”, “yah… yahhh bandel cerdas ngerti”. Mereka merasa tidak enak bila tidak bekerja, perasaan ini sering kali dialami oleh mereka-mereka yang sakit atau lanjut usia. Bagi golongan ini, mereka mencari kegiatan lain untuk mengisi waktu luang. Sikap dan komitmen orang jepang pada pekerjaan sangat tinggi. Saat bekerja mereka memberi seluruh perhatian pada pekerjaannya. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh dan melakukan pekerjaan itu dengan sempurnah. Bangsa jepang memiliki sikap positif pada pekerjaannya.
Mereka memiliki disiplin tinggi saat bekerja orang jepang tidak mencampur adukkan urusan pribadi dengan pekerjaannya, setiap pekerjaan harus dilakukan secara fokus. Bangsa jepang juga tidak mengambil waktu luang saat bekerja, tidak heran jika hasil kerja mereka melebihi bangsa-bangsa lain. Produktivitasnya tinggi dan gaji dibayar berdasarkan hasil kerja mereka, bukan berdasarkan jabatan. Bangsa jepang selalu dianggap gila kerja. Tapi tidak berarti mereka kerja gila atau gila saat bekerja. 

Gila saat bekerja, emang segitunya juga…
“Bukan seperti itu bro.., gila kerja maksudnya bekerja dengan penuh totalitas, tapi bukan stress sambil kerja, okey, kita lanjut bro”. Selain itu, kegilaan bekerja orang jepang menyebabkan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat mereka berkerja. Mereka lebih suka berada di tempat kerja dari pada duduk bersantai di rumah. Waktu orang jepang bersama-sama keluarga sangat terbatas. Namun bagi yang berumah tanggah dan berkeluarga, situasi ini tidak menimbulkan banyak masalah. Istri mereka sudah terbiasa dan dapat menerima situasi seperti itu. Oleh karena itu, jarang sekali terjadi perceraian yang disebabkan oleh kegilaan bekerja suami mereka. Istri-istri orang jepang merasa bangga bila suami mereka gila kerja dan bekerja keras. Ia menjadi kebanggaan seluruh keluarga karena ia menjadi pertanda status sosial yang tinggi.

Bandel Cerdas, apakah ada Negara lain yang gila kerja seperti Jepang ?
“Nah… itu dia bro”. Inilah keunikan dan kelebihan bangsa jepang yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Bangsa jepang dipandang tinggi dan disanjung karena kerajinannya. Mereka yang kuat bekerja saja yang berupaya meneruskan kesinambungan hidupnya. Sedangkan yang malas bekerja akan ketinggalan dan terpinggirkan. Ini karena setiap pekerjaan di jepang menghadapi persaingan mendapatkan pekerjaan atau meningkatkan kedudukannya dalam organisasi. Iklim kerja seperti ini yang mendorong pekerja-pekerja di jepang bekerja keras. Biaya hidup yang tinggi juga menjadi salah satu faktor mereka bekerja sepenuh hati.

Terus bagaimana cara orang Jepang bersaing dalam dunia kerja?
Di jepang, mereka harus bersaing dalam segala hal. Persaingan dilakukan secara sehat dan tidak menjatuhkan pihak lawan. Karakter dalam bekerja ini dibentuk sejak mereka masih kecil. Sifat itu bukan bakat, bukan pula warisan genetik. Kerajinan itu merupakan hasil dari latihan demi latihan dan pemupukan sikap positif dalam memandang pekerjaan.

 Bandel cerdas, bisakah sikap ini diimplementasikan dalam masyarakat Indonesia?
Tergantung orangnya saja. Bisa jadi sih, Sikap ini dapat dipelajari dan diimplentasikan dalam masyarakat Indonesia. Yang harus dilakukan adalah setiap pekerja harus memiliki kemauan untuk mengubah sikap dan orientasi kerjanya. Bangsa jepang tidak dilahirkan untuk bekerja. Mereka bekerja karena tuntunan kebutuhan yang mendesak. Mereka hidup dalam lingkungan yang sulit dan mereka sadar bahwa hanya dengan bekerja keras mereka dapat sukses.

Perbandingan orang Indonesia dengan Jepang itu apa?
“Sikap kritis gini yang bandel cerdas suka” ,“Mantap bro, kita lanjutkan pembahasannya”. Dibandingkan jepang, Indonesia masih jauh tertinggal, terutama dalam segi waktu bekerja. Tetapi tidak berarti bangsa Indonesia tidak dapat menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi seandainya waktu bekerja itu dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Bagaimana cara kita menjadi orang yang memiliki etos kerja seperti jepang?
Untuk sebuah masyarakat yang maju seperti jepang, kita tidak harus menjadi orang yang gila pada pekerjaan. Yang harus dilakukan adalah sikap benar pada pekerjaan. Pekerjaan yang benar dan positif itu akan berusahan untuk mengurangi pemborosan waktu. Banyak waktu bekerja yang pekerja Indonesia gunakan untuk urusan lain yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.
“Yah gitu bro”, secara resmi, waktu bekerja di Indonesia adalah Sembilan jam. Dan jumlah tersebut, hanya tiga jam yang maksimal digunakan untuk melakukan pekerjaan. Selebihnya digunakan untuk mengobrol hal-hal yang tidak berguna seperti makan siangnya enaknya apa, kalau sore minumnya apa , berbelanja, membaca surat kabar, tidur, merokok, berdandan,  dan sebagainya.  Ada juga yang berhenti setengah jam lebih awal sebelum masa bekerja selesai agar bisa bersiap-siap pulang ke rumah. Tabiat kerja seperti ini perlu diubah. Jika tidak, maka usaha mencontohkan budaya jepang tidak akan berhasil. Hal seperti itu bukan gila kerja, tetapi berbuat gila saat bekerja.

Ingatlah kata-kata ini

Setiap pekerjaan dilakukan dengan fokus
Bangsa Jepang dipandang tinggi
Dan disanjung karena kerajinannya
Kita masih jauh tertinggal dari jepang,
Terutama dari segi lamanya waktu bekerja

Yahhhh… cukup sekian diskusinya, semoga bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk sahabat bandel cerdas. Karena bagaimana pun juga, Kita semua adalah harapan bangsa kita. Maka mulailah dari hari ini, lakukan yang terbaik setidaknya bagi orang-orang yang Anda sayangi. Terimakasih.
“Sama-sama bro, kapan-kapan kita diskusi lagi yah”
“Ok bro, mantapppp” 

Referensi:
Seng, Ann Wan.2007. Rahasia Bisnis Orang Jepang. Jakarta: Hikmah.    

Bagikan

Jangan lewatkan

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

2 komentar

Tulis komentar
avatar
March 29, 2018 at 8:11 PM

artikel yang menarik ... semangat terus dalam berkarya,,,...

Reply
avatar
April 3, 2018 at 8:51 PM

Terima kasih, dukungan yg diberikan sahabat bandel cerdas adalah semangat bagi bandel cerdas.

Reply